Senin, 04 Agustus 2008

(14) SIAPA TUHANMU ?

Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Buchori & Muslim, bahwa ketika seseorang meninggal dunia, didalam kuburnya datang Malaikat yang akan mengajukan pertanyaan kepadanya : Man Rabbuka? (Siapa Tuhanmu?) Maka diharapkan jawaban bagi seorang Muslim adalah Allahu Rabbii (Allah adalah Tuhanku).
Pertanyaan lebih jauh terutama bagi orang-orang yang non Muslim, adalah : Siapa itu Allah? Karena dalam pelajaran tentang aqedah pada agama Islam, awwal daripada agama ialah mengenal Tuhannya (Awwalud diini ma'rifatullah)
Mari kita bicarakan sekarang saja dan bukan di dalam kubur kita masing-masing, karena pendekatan alam qubur agak sulit untuk meyakinkan kepada para Ilmuan karena sampai hari ini, belum ada orang yang sudah dikubur kemudian bangkit lagi dan menceritakan pengalamannya di kuburan.
Ada tiga pemahaman manusia tentang Allah :

Yang pertama ialah pandangan Ummat Yahudi dan Nasrani, dalam kitab Parjanjian Lama dan Perjanjian Baru disebutkan bahwa setelah Tuhan (Al-lah) menciptakan bumi dan langit dalam waktu 6 hari, maka pada hari ketuju Tuhan bersemayan didalam Syurga.
Jadi pandangan ini adalah Tuhan sekarang adanya di surga disebut juga kerajaan Tuhan.

Yang kedua adalah pandangan Islamisme, bahwa Allah itu ada diatas (sambil menunjuk dengan telunjuknya keatas).
Pandangan ini mewakili sebagian besar ummat Islam, walaupun mereka menyadari ayat Al-Alqur'an yang menyatakan : Apabila hambaku bertanya tentang AKU, maka jawab Sesungguhnya Aku lebih dekat dari urat leher.

Yang ketiga adalah pandangan Wihdatul-wujud, Allah menurut mereka adanya di hati, sehingga orang yang berpandangan demikian karena merasa sudah menyatu dengan Allah, setiap saat bisa berdialog dengan Allah maka mereka tidak lagi Shalat, Shaum dan sebagainya karena merasa setiap saat selalu berdialog dengan Allah.

Dari ketiga pandangan tadi, masih ada memang pandangan lain bagi orang-orang yang sedang mencari untuk memperkuat aqedahnya, tapi karena salah jalan ujung-ujungnya mereka beranggapan bahwa Allah itu adanya di Qa'bah, ada juga yang mengatakan Allah itu ada pada Alif Lam Lam Haa dan seterusnya.
Dari semua yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa itu adalah Allah (Tuhan) menurut pendapat manusia.
Lalu bagaimana dengan Allah menurut Allah sendiri ?
Allah menurut Allah hanya ada dalam Al-Qur'an, yaitu Objektip penjelasannya dan bukan berdasarkan pengalaman tapi berdasarkan satu Ajaran.
Allah itu adalah Arrahmaan,'al-lamal Qur'an, Khalaqal Insaan, 'al-lamahul bayaan dan akan memberikan kepastian menurut pilihan hambanya masing-masing.
Jadi untuk menjawab siapa itu Allah, maka jawaban kita adalah dengan mengajukan ayat satu surat Al-Fatihah sehingga bersifat objektif dan bukan menunjuk-nunjuk keatas seperti ada kampret dipohon mangga lalu kita bilang itu dia (sambil menunjuk dengan telunjuknya (kasian deh luu)
Kesimpulannya adalah jika mendengar atau menyebut kalimat Allah, maka pengertiannya wajib digabungkan dengan kata-kata : dengan ajaran-Nya Al-Qur'an yang isinya Nur dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul-Nya.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam,
Hamdjah

2 komentar:

Habib Muhararan mengatakan...

Bang Hamdjah,
mo kasih masukan dikit nih buat artikel abang, yakni
Artikel abang mengatakan :
Allah itu adalah Arrahmaan,...... dan akan memberikan kepastian menurut pilihan hambanya masing-masing.

Tolong dong diperinci lebih detail maksud/pengertian dari kalimat di atas, kalau gak salah itukan pengertian dari Allah Ar-Rahiimu, iyakan ?

ane hanya khawatir kalo kalimat ini tidak dijelasin lebih detail lagi bisa menimbulkan salah tanggapan, karena ane pernah diprotes begini : "Apa maksud perkataan anda bahwa Allah adalah pemasti menurut pilihan hambanNya masing-masing".
Misalnya, kalau Saya mau makan, di atas meja makan banyak pilihan lauk, ada krupuk, ada tempe, ada tahu, ikan mas, ayam goreng, semur jengkol, telur dadar, dll. Lalu saya ambil semur jengkol untuk lauk saya..... apakah ini kepastian dari Allah kalo saya makan pake semur jengkol untuk lauk saya !!!???

inilah bang salah satu contoh salah tanggapan yang pernah ane hadapi di dalam menjelaskan pengertian : Allah Ar-Rahmaanu Ar-Rahiimu.

Gitu aja bang masukan dari ane, sepele sih tapi konsekwensi bisa fatal. salam salut dr ane ya bang....


--Habib Muhararan--

Djamhari Maskat mengatakan...

Bung Habib Muharam yang budiman,
Terima kasih atas komentarnya, ane juga punya kesulitan karena halaman blog ini terbatas, dan ane musti seirit mungkin agar pesan yang akan ane sampaikan bisa mendekati sempurna.
Betul bangat, komentar ente, jadi kalau orang memahami apa yang dikenal dengan asmaul husna itu ya semuanya adalah keterangan tentang kalimat Allah itu, jadi luas sekali. Hanya perlu ane jelaskan bahwa Ar-rahiimi itu diartikan yang akan memberi kepastian menurut pilihan hambanya masing, adalah tafsir Al-Qur'an tentang Al-Qur'an. Kebanyakan orang menafsirkan Al-Qur'an dengan berpegang kepada kamus saja sehingga Arrahiim diartikan penyayang. Padahal Ar-rahiimi = Innallaahaa gafuurur rahiiim.
Penyayangnya itu mengikuti maunya hambanya, kalau pilih Iman selamat dunia akhirat, kalau pilih kufur, sengsara badan.
Wassalam
Hamdjah