Rabu, 30 April 2008

(7) ALQUR'AN SUMBER SEGALA ILMU PENGATAHUAN

KEBENARAN KERASULAN MUHAMMAD SAW

Dewasa ini banyak orang yang suka mengaku Nabi dan katanya menerima wahyu, sebenarnya di zaman Rasulullahpun telah banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai Nabi. Ada juga yang mengaku Nabi saja, tetapi Kitab Sucinya Al-Qur'an dan syareatnyapun diambil dari Nabi Muhammad SAW.
Disini kita tidak membicarakan nabi-nabi palsu tersebut, sorotan utama kita adalah bahwa ketika Nabi Muhammad mendeklarasikan kenabianya kepada masyarakat Quraisy, justru beliau mendapat tantangan yang sangat berat sekali.
Itu masa lalu, tetapi pertanyaannya tetap sama, benarkah Muhammad SAW itu seorang Rasul dan Nabi yang terakhir ?

Bagi seorang yang baru ingin tau tentang Islam, maka pertanyaan apakah benar Muhammad itu seorang Nabi adalah wajar saja, apalagi bila berasal dari agama lain.
Untuk menjawab hal kenabian Muhammad SAW, dapat dijawab dengan dua cara :
Yang pertama jawaban tanpa alasan ilmiyah hanya berdasarkan pengalaman, yaitu : Apakah anda yakin jika anda adalah anak dari bapak dan Ibu anda sekarang? Bisa saja anda ditipu atau anda adalah anak angkat?
Tentunya jawaban mereka adalah bahwa bukti akte kelahiran dan keterangan dari orang lain dapat dijadikan bukti di Pengadilan bahwa saya adalah anak dari orangtua saya. Sebegitu yakinkah saudara terhadap kertas akte kelahiran tersebut ? Jawabannya : Tentu, karena hanya itulah alat bukti yang bisa didapat.
Begitu juga Nabi Muhammad adalah seorang Rasul dan Nabi yang terakhir kita yakini karena ada keterangan baik lisan maupun tulisan-tulisan yang kita baca dalam buku-buku agama Islam dan buku-buku sejarah, maka kita menerima itu sebagai satu keyakinan.
Yang kedua adalah jawaban dari Allah langsung dalam membela kenabian Muhammad Rasulullah SAW..
Jika kalian manusia masih ragu tentang wahyu yang dibawa oleh Muhammad, silahkan kalian buat sebuah buku yang nilainya sama dengan Al-Qur'an itu, untuk itu kumpulkan semua ahli pikir disegala zaman, kalian tidak akan mampu. Atau cukup buat sepuluh surat saja yang sama dengan Al-Qur'an, kalian pasti tidak akan sanggup, kecuali dongengan nenek moyang kalian.
Terkadang aneh juga jikalau ada orang yang mengatakan, bahwa Al-Qur'an ini isinya non sitematik, non methodis, non analitis dan non objective seperti karya ilmiyahnya....kasian deh luh.
Allah telah menyusun bahwa AlFatiah si 7 ayat itu adalah Pandangan umum dari Al-Quran, surat-surat panjang adalah perinciannya, dan surat-surat pendek adalah kesimpulannya Al-Quran, sungguh satu karya Ilmiyah yang menjadi sumber semua Ilmu Pengetahuan sekarang.
Muhammad yang semula dikatakan gila oleh mereka-mereka yang kufur, dibela oleh Allah bahwa nanti kalian akan liat siapa yang sebanar-benarnya gila?
Isi Al-Qur'an mencakup masa lalu, sekarang dan apa yang terjadi dimasa yang akan datang, oleh karena itu jika Bangsa Indonesia ingin memenangkan pertarungan kebudayaan dimasa yang akan datang, kuasailah Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul Muhammad SAW.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan.
Wassalam,
Hamdjah


Kamis, 24 April 2008

(6) REFORMASI PANDANGAN HIDUP

WAHYU PERTAMA ADALAH REFORMASI PANDANGAN HIDUP

Lima ayat surat Al-'Alaq sebagai wahyu yang pertama mengandung pendidikan dan perubahan pandangan hidup manusia bagi yang mau.Pada wahyu pertama ada 2 perintah IQRA', yang pertama berisi 2 ayat dan yang kedua 3 ayat.

Yang pertama :

Sudah menjadi kebiasaan manusia jika melihat sesuatu, maka si manusia itu bertindak sebagai subjek dan alam sebagai objek. Akibatnya kesimpulan yang dibuatpun bermacam-macam, maka pandangan manusia itu dianggap relatif, tergantung siapa yang bicara.
"Bacalah (Al-Qur'an) dengan perintah Tuhanmu yang telah mencipta segala". Ini adalah konsepsi Ilmu secara macro, dimana Allah belum menyebut objek ciptaan-Nya. Mampukah kita melihat semua yang terlihat maupun yang tidak terlihat sebagai ciptaan Allah dan bukan berdiri sendiri ? Subhaanallah! Semesta ini bergerak menurut Pencipta Yang Maha Agung.
"Dia Yang telah mencipta manusia dari segumpal darah"  Ini adalah pandangan secara micro, baik yang macro maupun yang micro semuanya adalah ciptaan Allah. Jadi Perintah membaca yang pertama adalah membaca (Al-Qur'an) tentang Pasti Alam, jangan bersudut Subjektif nanti kesimpulannya ngaur.

Yang kedua :

"Perintah membaca yang kedua adalah membaca terhadap Peradaban/Kebudayaan manusia, dimana hanya Peradaban/Kebudayaan yang diajarkan Allah sajalah yang memiliki nilai kemuliaan.
Dia Allah mengajarkan manusia dengan perantaraan qalam-Nya, dan segala sesuatu yang manusia ketahui adalah hasil ajaran Tuhan malalui akalnya".
Dari manakah datangnya pengertian itu? Seseorang dengan akalnya memperhatikan sesuatu, maka lama-kelamaan pengalaman mengajarkan kepadanya sesuatu, maka mereka mengatakan Pengalaman adalah Guru yang paling baik. Siapa yang menciptakan pengalaman manusia lewat akalnya? Disini Allah mereformasikan dalam diri Rasul-Nya dan kita umat manusia, bahwa pengalaman itu adalah pelajaran dan bukan guru, yang Mengajar manusia adalah Allah, Tuhan manusia, suka atau tidak sukanya manusia.

Kesimpulan :
Seharusnya kita mereformasi diri kita, agar selalu berpandangan dengan Ajaran Allah (Al-Qur'an) baik terhadap pasti alam maupun budaya manusia.
5 Ayat surat Al-'Alaq adalah konsep reformasi diri manusia dari gelap menuju terang.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kesalahan,
Wassalam,
Hamdjah


Kamis, 17 April 2008

(5) AL-QUR'AN MEMBAWA PEROBAHAN

 AL-QUR'AN MENURUT SUNNAH RASUL


Dalam catatan sejarah, pada bulan Ramadhan, datanglah Malaikat Jibril kepada Muhammad di Gua Hira kemudian memerintahkan Muhammad dengan kata-kata : I Q R A'
yang berarti "Bacalah". Muhammad pada waktu itu mejawab "Ma anaa biqaari" yang artinya " Saya tidak bisa membaca"
Malaikat Jibril kemudian memeluk Muhammad, yang dalam catatan sejarah dikatakan sampai berkeringat, kemudian dilepas, dan diulangi perintah membaca sampai 3 kali tetapi Muhammad tetap menjawab : Bahwa beliau tidak bisa membaca, maka 3 kali pula Jibril memeluk Muhammad sampai berkeringat.

Apa yang salah disini, rupanya jawaban "saya tidak bisa membaca" itu adalah bersifat Subjektif. Setelah Muhammad mengikuti bacaan surat 'Alaq 5 ayat, maka Jibril sebelum berpisah mengatakan "Anda adalah Rasulullah", maka mulai saat itu Muhammad adalah Rasul Allah yang memberi contoh bagaimana berbicara dan berbuat sebagai seorang Muslim.
Apa perubahan yang terjadi pada diri Muhammad ? Beliau tidak lagi berbicara kecuali mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah, dan kalau tidak/belum ada perintah maka beliau diam.

Sebagai seorang Muslim, maka cara yang paling baik adalah jika membaca Al-Qur'an hendaknya Menurut Sunnah/Contoh Rasul, dan tidak semaunya kita sendiri. Yang namanya mengikuti tentunya bisa saja salah, tetapi kita sudah mempunyai prinsip, bahwa : Setiap persoalan itu harus dijawab dengan Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya, dan bukan bersifat Subjektif.
Kita hanya mempunyai ciri khas diri sendiri dalam hal-hal tehnis, tetapi kita berusaha mengikuti prinsip-prinsip hdup dari Nabi Muhammad S.A.W. baik dalam berbicara, berda'wah maupun berbuat.
Oleh karena itu maka, mau makan lihatlah Rasul bagaimana prinsip makan yang diajarkan, mau marah, lihat Rasul kalau marah beliau diam, mau bisnis, ingat jangan menipu karena akan dimintakan pertanggunan jawabnya kelak, walaupun hanya satu biji kurma.
Semoga kita dan keluarga, selalu mengikuti Ajaran Allah yaitu Al-Qur'an menurut Sunnah RasulNya, yang akan membimbing kita keluar dari kesesatan menuju kebanaran. Amiin.

Semoga bermanfaat, lebih kurang mohon maaf,
Wassalam,
Hamdjah.

Senin, 14 April 2008

(4) AL-QURAN DITURUNKAN UNTUK SELURUH MANUSIA

AL-QUR'AN PETUNJUK HIDUP MANUSIA

Ada perbedaan prinsip antara Al-Qur'an dengan Kitab Al-Qur'an. Yang dimaksud dengan Kitab Al-Qur'an adalah susunan sebuah Kitab/Buku yang berisi 114 surat dan sekarang kita mengenalnya sebagai Al-Qur'an.
Pada hal yang dimaksud dengan Al-Qur'an adalah setiap ayat yang diucapkan tanpa menyebut asal suratpun disebut Al-Quran. Misalnya kita menyebut "Al-hamdulilaahi Rabbil 'aalamiin" maka kita sudah membaca Al-Qur-an dan bukan membaca Kitab Al-Qur'an.
Oleh karena Rasulullah dalam wasiat terakhirnya kepada ummat adalah agar kita berpegang teguh kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, maka tema ini kami angkat untuk memperluas wawasan kita.

Jika kita pergi ke Toko Buku yang menjual Kitab Al-Qur'an, maka disana ada peringatan agar "Laa yamassuhuu illal-Muthahharuun" yang diterjemahkan menjadi "Jangan menyentuh Kitab Al-Quran, kecuali anda dalam keadaan suci"
Peringatan ini memang baik, tetapi rasanya sebagai orang yang ingin tahu : Apa benar maksudnya itu begitu?

Disini perlu kita ungkapkan, bahwa ketika ayat tersebut turun, situasinya adalah  Al-Qur'an belum lengkap turunnya dan belum dicetak seperti sekarang ini.
Dalam catatan sejarah Al-Qur'an masih ditulis diatas kulit unta, diatas pelepah korma dan sebagainya. Selain itu sebenarnya arti dari ayat itu lebih dalam lagi jika kita kaji lebih jauh menjadi berarti :
"Al-Qur-an ini tidak akan menyentuh hati manusia kecuali bagi orang-orang bersih (motivasinya)"
Kita memang sebaiknya berwudhu lebih dahulu sebelum membaca Al-Qur'an akan tetapi perlu disadari bahwa motivasi membaca Al-Qur'an itu yang perlu diluruskan.

Ada beberapa motivasi orang membaca Al-Qur'an :

1. Memahami isi Al-Qur'an dan mematuhi peritah Allah dan menjauhkan larangan Allah dalam Al-Qur'an.(Golongan Mu'min)
2. Memahami isi Al-Qur'an kemudian mengambil sikap menantang isi Al-Qur'an. (Golongan Kufur)
3.Mamahami isi Al-Qur'an kemudian memutar balikkan isi Al-Qur'an sesuai seleranya (golongan munafiq)
4. Membaca Al-Qur'an tanpa memahami isi Al-Qur'an (Golongan Pencari fahala)
5. Masa bodo dengan Al-Qur'an (Islam abangan kata orang)
6. Mmemahami isi Al-Qur'an kemudian Pikir-pikir dahulu akan akibatnya?
dan lain sebagainya termasuk baca Al-Qur'an untuk motiv-motiv ekonomi.

Dimanakah kita berada? semoga kita berada dalam golongan Mu'min dan bukan golongan Kufur atau golongan munafiq.
Semoga bermanfaat bagi kita sekalian,

Wassalam
Hamdjah





Jumat, 11 April 2008

(3) CARA BERPIKIR DALAM ISLAM

BERPIKIR MANUSIA

Pada awalnya, sejak Nabi Adam dan Hawa telah diciptakan,maka Allah telah mengajarkan kepada Nabi Adam dengan satu Ilmu yang disebut "Al-Asma-a kullahaa" yang menyangkut semua prinsip hidup yang sama dengan yang telah disempurnakan kepada Nabi Muhammad SAW.
Akan tetapi karena Iblis sebagai machluk Allah yang membangkang perintah Allah agar sujud dan tunduk kepada Adam, dia tidak mau maka sejak itu manusia telah mempunyai musuh abadi, yaitu syethan.
Syethan telah mendapat izin Allah untuk berbuat apa saja dalam rangka menggusur manusia kedalam kehidupan laknatullah.
Salah satu cara syethan menggusur manusia adalah dengan jalan merobah pola pikir manusia dari hidup mengabdi menurut Allah menjadi hidup mandiri dengan pikirannya sendiri.
Ingat saudara, hidup di dunia sekarang ini berarti kita sedang berperang, kita sedang berjihad melawan syethan, yang telah menguasai hawa-nafsu manusia. Pantaskah dalam berperang, manusia itu lalai dalam menghadapi musuh? Kita akan ditikam dari segala penjuru dan kita pasti akan dikalahkan, kecuali orang yang selalu sadar baik dikala berdiri, duduk maupun dalam keadaan berbaring.
Ada yang berpikir bahwa manusia itu adalah subjek dalam peradaban ini, sehingga semua yang lain menjadi objek semata. Itulah sebabnya karena semua manusia adalah Subjek dan semua manusia itu juga adalah Objek, maka berlaku hukum rimba siapa kuat dia kuasa, siapa kaya dia berjaya.
Oleh karena itu saudara, kembalilah kepada Ajaran Tuhanmu, jadilah abdi Allah yang setia dan jangan menjadi abdi syetan.
Ingat saudara, Allah yang telah menurunkan Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia selalu mengawasi kita agar kita berpikir menurut yang diajarkanNya.
Semoga Alah selalu melindungi kita sekalian.

Wassalam,
Hamdjah