AL-QALAM
Judul Al-Qalam ini diangkat untuk memberi wawasan kepada kita tentang isi yang terkandung pada ayat 4 surat Al-‘Alaq, yang maksudnya adalah “
Dia (Allah) yang mengajarkan Ilmu-Nya dengan perantaraan Al-Qalam
Ilmu menurut Allah dalam Al-Qur’an ialah Al-bayaan yaitu rangkaian keterang tentang sesuatu yang tergantung kepada kepastian Allah, sedangkan Ilmu yang kita kenal sebagai Ilmu Pengetahuan dianggap sebagai karya manusia, tidak ada hubungan dengan Allah sebagai Penciptanya.
Sejarah Ilmu Pengetahuan manusia berawal katanya dari hasil pengamatan, untuk memulai satu kegiatan pengamatan diperlukan gagasan, pertanyaan bagi manusia mana duluan antara gagasan dan pengamatan yang menghasilkan Ilmu. Kata mereka berbicara antara gagasan dan Ilmu sama saja bicara mana yang lahir lebih dahulu antara telur dengan ayam.
Tapi teka-teki tentang mana duluan antara ayam dan telur ini sudah terjawab oleh para ilmuan Jerman, dimana dalam satu penelitian di tahun 2010 ini, ditemukan bahwa dalam tubuh ayam ada kemampuan untuk membuat zat-zat kulit telur, sedangkan pada kulit telur tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan anak ayam, telur tercipta dalam tubuh ayam sekaligus bibit untuk anak ayam, sehingga kesimpulannya Ayam ada lebih dahulu dari pada telur. Di abad ke tujuh sudah dijelaskan bahwa makhluk, Allah ciptakan berpasang-pasangan, dari situlah muncul keturunannya. Termasuk ayam, sepasang jantan dan betina dari berbagaio ras, dan bukan berasal dari bebek swebagai nenek moyangnya.
Sekalipun secara biologis para ahli sudah menemukan jawabannya, namun dalam kebudayaan masih belum ada pengakuan dari mana duluan datangnya gagasan atau ilmu lebih dahulu, mereka mencoba bertahan dalam kebohongan dirinya dan berlindung pada filsafat. Padahal semuanya itu adalah hasil nyolong ilmu Allah dari Nabi-Nabi terdahulu.
Pada awalnya Ilmu Filsafat dianggap sebagai jalan setapak untuk kemudian melahirkan Ilmu sebagai jalan Tol peradaban. Filsahat hanya memberi ruang lingkup untuk mencari jawaban atas pertanyaan, apabila pertanyaan sudah dapat dijawab dengan argumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan, maka objek persoalan berpindah dari ruang Filsahat kedalam ruang lingkup Ilmu Pengetahuan, yang ditetapkan dengan cacatan, apabila dikemudian hari ternyata rumusan keilmuan ini dapat dibantah dengan argumentasi yang lebih mesuk akal, maka yang terbarulah yang harus dijadikan pegangan dalam bidang keilmuan.
Ilmu menurut mereka harus memilki 4 unsur untuk bisa dbedakan dengan dongeng, yaitu Ilmu itu harus memilki Methode dimana cara berpikirnya harus methodis, Ilmu juga harus memilki sistematika sehingga uraiannya dapat dikatakan Sistematis, Ilmu juga harus mempunya objek yang dapat diselidiki ulang oleh siapa saja yang ingin mendalami Ilmu itu sehingga Ilmu itu harus Analitis, dan yang terakhir Ilmu itu antara keterangan dan objek harus sama dan sebangun sehingga Ilmu itu dinyatakan objektif.
Selama ini oleh kebanyakan Umat Islam, mereka membagi ada Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Agama yang khusus membicarakan tentang kehidupan sesudah mati. Pembagian kekuasaan ini dapat kita lihat dengan adanya Pendidikan Pesantren dan Pendidikan Umum. Akan tetapi perkembangan terakhir ada Pesantren Plus, yang mulai kemasukan Ilmu Pengetahuan Umum.
Inilah tantangan yang kita hadapi apabila kita berani mengatakan bahwa Al-Qur’an itu adalah ILMU, maka pertanyaannya adalah apakah didalam Al-Qur’an itu ada 4 unsur Ilmu yang telah mereka tetapkan. Kemudian dengan bahasa yang seakan-akan santun mereka mengatakan Al-Qur’an itu Wahyu yang tidak mungkin bisa disentuh dengan akal manusia, Ajaran Allah itu banar, dan karena sudah benar, sudahlah jangan dikorek-korek lagi, yang penting Al-Qur’an itu adalah Wahyu yang sudah pasti benarnya itu saja titik.
Benar apanya, salah apanya mereka sambil membela diri mengatakan : Isi Al-Qur’an itu ada yang Muhkamat dan ada Yang Mutasyabihat, ada yang terang jelas, ada juga yang remang-remang, hanya Allah yang tau.
Jika saudara tidak ingin dibohongi oleh kebodohan, marilah kita bahas lebih jauh tentang Qalam Allah sebagai Ilmu dengan mencari jawaban dari Allah dalam Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran.
Qalam Allah itu mencakup semua ajaran Allah dimulai dari ajaran kepada Nabi Adam (Al-asmaa) sampai kepada Nabi Ibrahim diteruskan kepada Nabi Musa (Taurat) Nabi Daud (Zabur) Nabi Isa (Injil) dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad yaitu Al-Qur’an, kesmuanya itu dikatan Qalam Allah.
Objek yang dibicarakan oleh Qalam Allah sebagai ILMU yang sebenarnya ada tiga, yaitu Qalam Allah atau Al-Qur’an membicarakan Pasti Alam sebagai ciptaan Allah yang akan dimatikan atau dihancurkan apabila waktunya telah habis untuk dibangun kembali menjadi kehidupan akhirat.
Yang kedua Al-Qur’an membicarakan tentang peradaban/kebudayaan manusia dimulai dari Adam sampai dengan qiyamat nanti, dan akan selalu berjalan pada dua prinsip, NUR lawan Dzulumat, Hak lawan Bathil.
Yang ketiga Al-Qalam atau Ilmu Allah yaitu Al-Qur’an itu membicarakan tentang dirinya sendiri yang mempunya 4 nilai Ilmu yang sebenarnya.
Mathodologi Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia tentang pandangan Nur menurut Sunah Rasul lawan Dzulumat menurut Sunnah Syayatin, inilah pilihan Ilmu yang di-izinkan Allah, dengan hasil Nur menurut Sunnah Rasul hasilnya hasanah di dunia dan di akhirat kelak, pilihan Dzulumat akan menghantar manusia kepada kehidupan materialistis yang membawa kepada kehidupan jahannam dan kebangkitan nanti kedalam laknatullah ini juga adalah izin Allah atas permintaan Syaithan.
Sistematika Al-Qur’an adalah jawaban yang selama ini ada sebagian orang yang mengatakan bahwa keterangan Al-Qur’an tidak sistematik, padahal Allah meletakkan Al-Fatihah sebagai Introduction sebagai Pandangan Umum, kemudian surat-surat panjang sebagai perinciannya atau Bab demi Bab, dan surat-sura pendek adalah kesimpulan, yang kini dicontek oleh manusia dan dikatakan bahwa Al-Qur’an non sistematik.
Analitic Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa kehidupan social manusia yang tidak mau mengatur hidupnya menurut ajaran Allah, seperti laba-laba yang membuat sarang, pagi hari dibuat, sore sudah jebol, rapuh, nyamuk nyangkut, lewat kerbau hancurlah sarang laba-laba itu, orang kecil mencuri dijerat hukuma berat, orang besar korupsi lolos.
Nilai ilmu yang terakhir adalah objektivitas keterangan Ilmu dalam Al-Qur'an adalah tidak diragukan lagi dan berlaku pasti. menurut Allah dalam Al-Qur'an kehidupan yang berpangkal dari hasil nyolong Ilmu dari Al-Qur'an kemudian dinyatakan sebagai penemuan dia, tanpa mengikuti Uswah Nabi, hasilnya adalah Bathil alias batal yaitu tidak pernah menghasilkan sesuai dengan yang mereka cita-citakan. Enam puluh empat tahun Indonesia Merdeka, Jurang antara yang miskin dan yang kaya semakin terbuka karena kita menganut paham persaingan bebas, sehingga siapa kuat diapun tujuh turunan akan kuat dalam menguasai ekonomi Bangsa. Beda halnya dengan konsepsi Ilmu dalam Al-Qur'an yang dikatakan oleh Allah "Kal-bunyan" atau hadits Nabi "Kal jasadil wahid" kehidupan sosial masyarakat Mukmin itu bagaikan "satu tubuh", yang apabila satu bagian merasa sakit maka semua akan merasa sakit. Inilah kehidupan yang Haq, objektiv sesuai dengan hakekat penciptaan manusia itu sendiri.
Masih banyak yang akan kita bahas tentang ILMU Allah ini, hanya untuk perkenalan, Allah mengajarkan pada surat Qalam,
Nun (lambang huruf akhir dari Al-Qur'an)
Wal-Qalami wamaa yashturun
Demi Qalam Allah yang (berisi konsep hidup Ilmiyah) menjadi jawaban atas semua konsep hidup karya manusia.
Maa anta bini’mati Rabbika bimajnun.
Anda (Muhammad dan orang-orang yang mengikuti anda) dengan Ilmu Allah ini bukan omongan orang sakit ingatan.
Wa inna laka la-ajran gaira mamnun
Sesungguhnya anda dengan da'wah Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul ini akan mendapatkan imbalan yang tidak putus-putusnya
Wa-innaka la'alaa khuluqin aziim
Seterusnya anda (dengan Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya ini) akan mengjudkan satu kehidupan agung.
Fasatubshiru wa yubsiruun
Kelak nanti anda akan menyaksikan dan merekapun akan menyaksikan
Biayyikumul maftuun
siapa sebenarnya yang sakit konsepnya
Ini adalah jawaban Allah, bahwa betapapun mereka dengan para ahli sekalipun tidak akan bisa mencapai kehidupan adil makmur bagi seluruh rakyat ini, jika mereka tidak mengindahkan Ilmu Allah yang bernama Al-Qur'an.
Qalam Allah adalah rangkaian keterangan dari Allah terhadap Pasti Alam dan peradaban/kebudayaan manusia disebut juga Tanziilun minrabbil 'aalamiin
Sebaliknya Ilmu pengetahuan hasil penagmatan manusia itu adalah tanziilun min 'aalamin atau turunan ilmu dari hasil melihat alam tanpa ada Allah dalam pandangan mereka.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam
HAMDJAH
(Djamhari Maskat)
http://www.wawasan-mutawakkilun.blogspot.com
http://www.wawasan-al-alaq.blogspot.com
http://www.wawasan-wawasanku.blogspot.com
.
Kamis, 23 Juli 2009
Rabu, 21 Januari 2009
KEAJAIBAN DI ABAD MODERN
Pada tanggal 1 Muharram 1430 H bertepatan dengan tanggal 29 Desember 2008, telah terjadi satu keajaiban..... Sebuah piring berwarna merah tua kecoklat-coklatan yang berada dibagian atas dari lima buah piring tiba-tiba meledak pada jam 13.00wib saat keluarga makan siang.Ledakan itu masih mesterius karena tidak diketahui oleh seisi rumah tersebut. Pecahan piring tersebut kemudian disimpan oleh Ibu Maryam binti Muhammad Royani Maskat, dan ketika sehari kemudian diperhatikan maka pecahan tersebut seperti huruf-huruf Hijaiyyah. Setelah disusun dengan hati-hati maka ada dua kalimat dalam bahasa Arab yaitu : Allah dan Muhammad.
Apa sebenarya rahasia yang tersembunyi dari kejadian tersebut, saudara dipersilahkan membuat komentar pada blog ini, dan menurut Ibu Maryam ini adalah peringatan kepada Nabi-nabi palsu yang sekarang ini banyak muncul dengan pengikut-pengikut mereka agar segera bertaubat, namun apa komentar anda.......dipersilahkan.
Wassalam
salam_jakarta@yahoo.co.id
Selasa, 28 Oktober 2008
15) HANCURNYA SEBUAH KESOMBONGAN
Jahannam jualah ujud kehidupan Humazah Lumazah
Yaitu Feodalis-Kapitalis serakah
Kiranya dengan harta bendanya kekuatan bertambah
Sebenarnya tidak demikian tetapi malah mengakibatkan Hutamah
Dan tahukah kamu apa gerangan dengan istilah Hutamah?
Laknat Allah membakar musnah
Setiap hati menghamburkan dendam kesumat
Kehidupan mereka pasti Dillah Maskanah
Sosial Piramid ujudnya pecah belah
Hari-hari terakhir ini Bangsa Indonesia sedang terperanjat dengan Tsunami ekonomi yang melanda Amerika dan dunia pada umumnya, semuanya setiap hari setiap jam setiap menit bahkan setiap detik terus memperhatikan layar monitor yang menunjukkan angka-angka index saham maupun komuditas lainnya yang terus bergerak turun - turun dan terus turun. Akan tetapi nilai rupiah terhadap dolar AS sudah diatas ambang batas toleransi BI. Semuanya panik, tapi Pemerintah yang bijak tidak panik dan terus mengeluarkan himbauan agar rakyat tidak panik. Korban mulai berjatuhan, banyak yang masuk rumah sakit jiwa karena streess, kelapa sawit tidak bisa dipetik karena ongkos lebih mahal ketimbang untung yang dia dapat, Karet juga demikian dan barang-barang export mulai menemui kendala. Sebentar lagi arus Tsunami ekonomi dunia akan melanda Indonesia. Para pakar Ekonomi masih menghibur diri, kita kena imbas hanya sedikit saja dan dalam waktu yang relatip singkat kita akan pulih kembali.
Benarkah prediksi mereka ? Bagaimana kalau justru sebaliknya ? Apa langkah kebijakan yang akan diambil bila ternyata dampak Tsunami ekonomi dunia itu malah berkelanjutan sehingga menurut teori, jika tidak ada lagi jalan halal untuk mendapatkan kehidupan maka akan ditempuh jalan haram alias perang dunia ketiga terjadi ?
Ainaa tazhabuun ? Mau kemana Bangsaku ?
Tidak ada dalam sejarah kemanusiaan sejak Nabi Adam sampai sekarang praktek ekonomi Liberal maupun ekonomi Komunis bisa mensejahterakan manusia, yang ada adalah sebagian manusia akan menjadi penguasa diatas sebagian yang lain menjadi korban keserakahan mereka.
Apakah ada artinya semua teori ekonomi yang mereka pelajari bertahun-tahun jika hanya membangkrutkan negeri ini ? Jika anda masih punya nurani bertanyalah :
Tidakkah mereka memperhatikan dari apa mereka dicipta
Mereka dicipta dari pancaran air yang hina
Mereka bangga sistem riba peradaban megah
Apakah sangkanya bahwa diatas mereka tidak ada sistem yang gagah?
Bukankah kami yang menjadikan kamu dua mata sebagai alat memandang
Dan lidah dengan dua bibir untuk alat percakapan
Dan Kami ajarkan kepadanya satu Ajaran yang berisi dua sudut memandang
Ketika mereka diajak "Marilah hidup merunduk dengan satu ajaran"
mereka enggan dan tidak menghiraukan tetapi terus melakukan olok-olokan
Maka dengan Ajaran yang bagaimana pula selain ini Al-Qur'an kalian manusia itu mau Iman?
Jika telah datang kepastian Allah oleh perbuatan tangan kotor manusia itu, maka jangan bicara atau berharap lepas dari akibat-akibat yang akan menerpa.
Ekonomi Liberal maupun Ekonomi Komunis bukan solusi penyelesaian kemanusiaan di bumi nusantara
Jika kita mau tobat, kembalilah membangun ekonomi dengan sistem zakat, sistem yang telah menghantar sebagian manusia mencapai kebahagiaan di dunia maupun diakhirat, seperti itulah tertuang dalam kitab-kitab terdahulu, andaikan kamu itu tau akan ilmu-NYA.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam,
Hamdjah
Yaitu Feodalis-Kapitalis serakah
Kiranya dengan harta bendanya kekuatan bertambah
Sebenarnya tidak demikian tetapi malah mengakibatkan Hutamah
Dan tahukah kamu apa gerangan dengan istilah Hutamah?
Laknat Allah membakar musnah
Setiap hati menghamburkan dendam kesumat
Kehidupan mereka pasti Dillah Maskanah
Sosial Piramid ujudnya pecah belah
Hari-hari terakhir ini Bangsa Indonesia sedang terperanjat dengan Tsunami ekonomi yang melanda Amerika dan dunia pada umumnya, semuanya setiap hari setiap jam setiap menit bahkan setiap detik terus memperhatikan layar monitor yang menunjukkan angka-angka index saham maupun komuditas lainnya yang terus bergerak turun - turun dan terus turun. Akan tetapi nilai rupiah terhadap dolar AS sudah diatas ambang batas toleransi BI. Semuanya panik, tapi Pemerintah yang bijak tidak panik dan terus mengeluarkan himbauan agar rakyat tidak panik. Korban mulai berjatuhan, banyak yang masuk rumah sakit jiwa karena streess, kelapa sawit tidak bisa dipetik karena ongkos lebih mahal ketimbang untung yang dia dapat, Karet juga demikian dan barang-barang export mulai menemui kendala. Sebentar lagi arus Tsunami ekonomi dunia akan melanda Indonesia. Para pakar Ekonomi masih menghibur diri, kita kena imbas hanya sedikit saja dan dalam waktu yang relatip singkat kita akan pulih kembali.
Benarkah prediksi mereka ? Bagaimana kalau justru sebaliknya ? Apa langkah kebijakan yang akan diambil bila ternyata dampak Tsunami ekonomi dunia itu malah berkelanjutan sehingga menurut teori, jika tidak ada lagi jalan halal untuk mendapatkan kehidupan maka akan ditempuh jalan haram alias perang dunia ketiga terjadi ?
Ainaa tazhabuun ? Mau kemana Bangsaku ?
Tidak ada dalam sejarah kemanusiaan sejak Nabi Adam sampai sekarang praktek ekonomi Liberal maupun ekonomi Komunis bisa mensejahterakan manusia, yang ada adalah sebagian manusia akan menjadi penguasa diatas sebagian yang lain menjadi korban keserakahan mereka.
Apakah ada artinya semua teori ekonomi yang mereka pelajari bertahun-tahun jika hanya membangkrutkan negeri ini ? Jika anda masih punya nurani bertanyalah :
Tidakkah mereka memperhatikan dari apa mereka dicipta
Mereka dicipta dari pancaran air yang hina
Mereka bangga sistem riba peradaban megah
Apakah sangkanya bahwa diatas mereka tidak ada sistem yang gagah?
Bukankah kami yang menjadikan kamu dua mata sebagai alat memandang
Dan lidah dengan dua bibir untuk alat percakapan
Dan Kami ajarkan kepadanya satu Ajaran yang berisi dua sudut memandang
Ketika mereka diajak "Marilah hidup merunduk dengan satu ajaran"
mereka enggan dan tidak menghiraukan tetapi terus melakukan olok-olokan
Maka dengan Ajaran yang bagaimana pula selain ini Al-Qur'an kalian manusia itu mau Iman?
Jika telah datang kepastian Allah oleh perbuatan tangan kotor manusia itu, maka jangan bicara atau berharap lepas dari akibat-akibat yang akan menerpa.
Ekonomi Liberal maupun Ekonomi Komunis bukan solusi penyelesaian kemanusiaan di bumi nusantara
Jika kita mau tobat, kembalilah membangun ekonomi dengan sistem zakat, sistem yang telah menghantar sebagian manusia mencapai kebahagiaan di dunia maupun diakhirat, seperti itulah tertuang dalam kitab-kitab terdahulu, andaikan kamu itu tau akan ilmu-NYA.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam,
Hamdjah
Senin, 04 Agustus 2008
(14) SIAPA TUHANMU ?
Menurut sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Buchori & Muslim, bahwa ketika seseorang meninggal dunia, didalam kuburnya datang Malaikat yang akan mengajukan pertanyaan kepadanya : Man Rabbuka? (Siapa Tuhanmu?) Maka diharapkan jawaban bagi seorang Muslim adalah Allahu Rabbii (Allah adalah Tuhanku).
Pertanyaan lebih jauh terutama bagi orang-orang yang non Muslim, adalah : Siapa itu Allah? Karena dalam pelajaran tentang aqedah pada agama Islam, awwal daripada agama ialah mengenal Tuhannya (Awwalud diini ma'rifatullah)
Mari kita bicarakan sekarang saja dan bukan di dalam kubur kita masing-masing, karena pendekatan alam qubur agak sulit untuk meyakinkan kepada para Ilmuan karena sampai hari ini, belum ada orang yang sudah dikubur kemudian bangkit lagi dan menceritakan pengalamannya di kuburan.
Ada tiga pemahaman manusia tentang Allah :
Yang pertama ialah pandangan Ummat Yahudi dan Nasrani, dalam kitab Parjanjian Lama dan Perjanjian Baru disebutkan bahwa setelah Tuhan (Al-lah) menciptakan bumi dan langit dalam waktu 6 hari, maka pada hari ketuju Tuhan bersemayan didalam Syurga.
Jadi pandangan ini adalah Tuhan sekarang adanya di surga disebut juga kerajaan Tuhan.
Yang kedua adalah pandangan Islamisme, bahwa Allah itu ada diatas (sambil menunjuk dengan telunjuknya keatas).
Pandangan ini mewakili sebagian besar ummat Islam, walaupun mereka menyadari ayat Al-Alqur'an yang menyatakan : Apabila hambaku bertanya tentang AKU, maka jawab Sesungguhnya Aku lebih dekat dari urat leher.
Yang ketiga adalah pandangan Wihdatul-wujud, Allah menurut mereka adanya di hati, sehingga orang yang berpandangan demikian karena merasa sudah menyatu dengan Allah, setiap saat bisa berdialog dengan Allah maka mereka tidak lagi Shalat, Shaum dan sebagainya karena merasa setiap saat selalu berdialog dengan Allah.
Dari ketiga pandangan tadi, masih ada memang pandangan lain bagi orang-orang yang sedang mencari untuk memperkuat aqedahnya, tapi karena salah jalan ujung-ujungnya mereka beranggapan bahwa Allah itu adanya di Qa'bah, ada juga yang mengatakan Allah itu ada pada Alif Lam Lam Haa dan seterusnya.
Dari semua yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa itu adalah Allah (Tuhan) menurut pendapat manusia.
Lalu bagaimana dengan Allah menurut Allah sendiri ?
Allah menurut Allah hanya ada dalam Al-Qur'an, yaitu Objektip penjelasannya dan bukan berdasarkan pengalaman tapi berdasarkan satu Ajaran.
Allah itu adalah Arrahmaan,'al-lamal Qur'an, Khalaqal Insaan, 'al-lamahul bayaan dan akan memberikan kepastian menurut pilihan hambanya masing-masing.
Jadi untuk menjawab siapa itu Allah, maka jawaban kita adalah dengan mengajukan ayat satu surat Al-Fatihah sehingga bersifat objektif dan bukan menunjuk-nunjuk keatas seperti ada kampret dipohon mangga lalu kita bilang itu dia (sambil menunjuk dengan telunjuknya (kasian deh luu)
Kesimpulannya adalah jika mendengar atau menyebut kalimat Allah, maka pengertiannya wajib digabungkan dengan kata-kata : dengan ajaran-Nya Al-Qur'an yang isinya Nur dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul-Nya.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam,
Hamdjah
Pertanyaan lebih jauh terutama bagi orang-orang yang non Muslim, adalah : Siapa itu Allah? Karena dalam pelajaran tentang aqedah pada agama Islam, awwal daripada agama ialah mengenal Tuhannya (Awwalud diini ma'rifatullah)
Mari kita bicarakan sekarang saja dan bukan di dalam kubur kita masing-masing, karena pendekatan alam qubur agak sulit untuk meyakinkan kepada para Ilmuan karena sampai hari ini, belum ada orang yang sudah dikubur kemudian bangkit lagi dan menceritakan pengalamannya di kuburan.
Ada tiga pemahaman manusia tentang Allah :
Yang pertama ialah pandangan Ummat Yahudi dan Nasrani, dalam kitab Parjanjian Lama dan Perjanjian Baru disebutkan bahwa setelah Tuhan (Al-lah) menciptakan bumi dan langit dalam waktu 6 hari, maka pada hari ketuju Tuhan bersemayan didalam Syurga.
Jadi pandangan ini adalah Tuhan sekarang adanya di surga disebut juga kerajaan Tuhan.
Yang kedua adalah pandangan Islamisme, bahwa Allah itu ada diatas (sambil menunjuk dengan telunjuknya keatas).
Pandangan ini mewakili sebagian besar ummat Islam, walaupun mereka menyadari ayat Al-Alqur'an yang menyatakan : Apabila hambaku bertanya tentang AKU, maka jawab Sesungguhnya Aku lebih dekat dari urat leher.
Yang ketiga adalah pandangan Wihdatul-wujud, Allah menurut mereka adanya di hati, sehingga orang yang berpandangan demikian karena merasa sudah menyatu dengan Allah, setiap saat bisa berdialog dengan Allah maka mereka tidak lagi Shalat, Shaum dan sebagainya karena merasa setiap saat selalu berdialog dengan Allah.
Dari ketiga pandangan tadi, masih ada memang pandangan lain bagi orang-orang yang sedang mencari untuk memperkuat aqedahnya, tapi karena salah jalan ujung-ujungnya mereka beranggapan bahwa Allah itu adanya di Qa'bah, ada juga yang mengatakan Allah itu ada pada Alif Lam Lam Haa dan seterusnya.
Dari semua yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa itu adalah Allah (Tuhan) menurut pendapat manusia.
Lalu bagaimana dengan Allah menurut Allah sendiri ?
Allah menurut Allah hanya ada dalam Al-Qur'an, yaitu Objektip penjelasannya dan bukan berdasarkan pengalaman tapi berdasarkan satu Ajaran.
Allah itu adalah Arrahmaan,'al-lamal Qur'an, Khalaqal Insaan, 'al-lamahul bayaan dan akan memberikan kepastian menurut pilihan hambanya masing-masing.
Jadi untuk menjawab siapa itu Allah, maka jawaban kita adalah dengan mengajukan ayat satu surat Al-Fatihah sehingga bersifat objektif dan bukan menunjuk-nunjuk keatas seperti ada kampret dipohon mangga lalu kita bilang itu dia (sambil menunjuk dengan telunjuknya (kasian deh luu)
Kesimpulannya adalah jika mendengar atau menyebut kalimat Allah, maka pengertiannya wajib digabungkan dengan kata-kata : dengan ajaran-Nya Al-Qur'an yang isinya Nur dan Dzulumat menurut Sunnah Rasul-Nya.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam,
Hamdjah
Kamis, 31 Juli 2008
(13) MENEGGAKKAN SISTEMATIK NUZUL SURAT
Menjadi pertanyaan mendasar, apakah study Al-Qur'an itu dimulai dengan membaca dari Al-Fatihah kemudian Al-Baqarah, Al-Imran dan seterusnya atau dimulai dari Qul-Audzu-birabbinnas, qul-Audzu birabbil-falaq, Qul-Huwallahu-Ahad dan seterusnya ?
Apakah Rasulullah dan para sahabat beliau, pada awal dakwah di Mekah, membaca Al-Qur'an seperti yang kita baca sekarang ini, yaitu dari Al-Fatihah kemudian Al-Baqarah?
Ternyata tidak, karena Al-Baqarah belum diturunkan oleh Allah ketika di Mekah, jika demikian bagaimana cara Nabi Muhammad Studi Al-Qur'an?
Asbabun-Nuzul ternyata hanya sedikit membantu tentang sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan tantangan yang dihadapi Nabi, sehingga situasi seperti itu tidak mungkin akan terjadi sekarang ini persis seperti yang dialami Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Yang masih tertinggal dalam perbendaharaan para ulama adalah susunan turunnya surat-surat, walaupun memang ada sedikit perbedaan antara beberapa surat tapi memadailah jika hal itu kita jadikan sebagai acuan untuk melakukan napak tilas Studi Rasulullah berdasarkan sistematik Nuzul Surat.
Al-Fatihah dianggap surat pertama yang lengkap yang turun kepada Rasulullah, surat Al-'Alaq memang turun pertama kali tapi tidak lengkap hanya 5 ayat, akan tetapi kita letakkan Surat Al-'alaq sebagai yang pertama dalam studi Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya.
Ada 5 surat yang turun diawal dakwah tetapi mempu menggerakkan Pendukung studi Al-Qur'an menjadi sibuk berbuat setiap malam melakukan perintah Rattil/Study Al-Qur'an.
Surat-surat itu adalah :
1. Surat Al-'Alaq
2. Surat Al-Qalam
3. Surat Al-Muzzammil
4. Surat Al-Muddatsir
5. Surat Al-Fatihah.
Ini adalah modal awal dalam rangka memahami isi Al-Qur'an secara keseluruhan.
Menjadi pertanyaan bagi kita umat Islam, sudahkah anda bisa membaca 5 surat tersebut dalam Shalat? Jika belum, mulailah sebelum ajal datang menjemput.
Jika ingin study Al-Qur'an yang benar, maka lakukanlah napak tilas study Rasulullah dengan membaca Al-Qur'an berdasarkan Sistematik Nuzul Surat.
Semoga bermanfaat,mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam
Hamdjah
Apakah Rasulullah dan para sahabat beliau, pada awal dakwah di Mekah, membaca Al-Qur'an seperti yang kita baca sekarang ini, yaitu dari Al-Fatihah kemudian Al-Baqarah?
Ternyata tidak, karena Al-Baqarah belum diturunkan oleh Allah ketika di Mekah, jika demikian bagaimana cara Nabi Muhammad Studi Al-Qur'an?
Asbabun-Nuzul ternyata hanya sedikit membantu tentang sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan tantangan yang dihadapi Nabi, sehingga situasi seperti itu tidak mungkin akan terjadi sekarang ini persis seperti yang dialami Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Yang masih tertinggal dalam perbendaharaan para ulama adalah susunan turunnya surat-surat, walaupun memang ada sedikit perbedaan antara beberapa surat tapi memadailah jika hal itu kita jadikan sebagai acuan untuk melakukan napak tilas Studi Rasulullah berdasarkan sistematik Nuzul Surat.
Al-Fatihah dianggap surat pertama yang lengkap yang turun kepada Rasulullah, surat Al-'Alaq memang turun pertama kali tapi tidak lengkap hanya 5 ayat, akan tetapi kita letakkan Surat Al-'alaq sebagai yang pertama dalam studi Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya.
Ada 5 surat yang turun diawal dakwah tetapi mempu menggerakkan Pendukung studi Al-Qur'an menjadi sibuk berbuat setiap malam melakukan perintah Rattil/Study Al-Qur'an.
Surat-surat itu adalah :
1. Surat Al-'Alaq
2. Surat Al-Qalam
3. Surat Al-Muzzammil
4. Surat Al-Muddatsir
5. Surat Al-Fatihah.
Ini adalah modal awal dalam rangka memahami isi Al-Qur'an secara keseluruhan.
Menjadi pertanyaan bagi kita umat Islam, sudahkah anda bisa membaca 5 surat tersebut dalam Shalat? Jika belum, mulailah sebelum ajal datang menjemput.
Jika ingin study Al-Qur'an yang benar, maka lakukanlah napak tilas study Rasulullah dengan membaca Al-Qur'an berdasarkan Sistematik Nuzul Surat.
Semoga bermanfaat,mohon maaf bila ada kekurangan
Wassalam
Hamdjah
Kamis, 05 Juni 2008
(12) KEADILAN DAN KEMISKINAN BANGSA
Jika kita berbicara tentang keadilan, dari asal kata adil, maka orang akan berpersepsi bahwa keadilan itu artinya sama rata dan tidak berat sebelah. Namun definisi tentang keadilan juga ada yang difahami sebagai keadilan itu harus dilihat kelasnya, contohnya seorang sarjana itu adalah adil jika berpenghasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan SMU, dan lulusan SMU harus mendapat hasil lebih tinggi dibandingkan dengan yang lulusan SMP. Seorang anggota DPR adalah wajar mendapat gaji puluhan juta dibandingkan dengan rakyat jelata yang diwakilinya, karena ukuran keadilan yang dipakaipun berwarna pula. Begitulah definisi keadilan diartikan menurut selera manusia, sehingga jika ada orang miskin dinegeri ini, maka kesalahannya ada pada diri orang tersebut, kenapa mau jadi orang miskin, kenapa tidak mau berusaha, itu sudah taqdir dari yang Maha Kuasa.
Lambang keadilan berupa timbangan yang setimbang, ternyata hanyalah menjadi asesoris yang dipajangkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa.
Akibat pemahaman keadilan yang tidak sama, maka terjadilah pembenaran terhadap kepincangan kehidupan sosial ekonomi bangsa, ada yang kekayaannya setiap detik bertambah, tapi ada juga penyapu jalan yang harus jatuh sakit dan mati karena kelaparan. Ironis memang, begitulah kenyataan dari isi kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia capai selama puluhan tahun.
Ada sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya adalah : Jikalau anak Adam diberikan kekayaan berupa emas seluas satu gunung maka dia akan meminta gunung emas yang kedua, dan begitu seterusnya jika diberikan dua gunung emas, maka dia akan meminta gunung emas yang ketiga dan seterusnya, dan baru berakhir apabila tanah telah menyumpal mulutnya (mati).
Teladan indah yang telah diberikan oleh Rasulullah dan para sahabatnya adalah koleksi kehidupan kaljasadil wahid yang harus ditiru oleh pemimpin bangsa ini, yaitu malu kepada Allah jika melihat pimpinannya berkecukupan sedangkan rakyatnya menderita, dimana Rasulullah belum bisa tidur apabila masih ada uang ditangan beliau yang belum dibagikan kepada fakir-miskin, dan menurut isteri Nabi yaitu 'Aisyah, bahwa dapur rasulullah kadang-kadang sampai tiga bulan tidak berasap, dan kami hanya makan kurma dan minum susu hasil pemberian para sahabat beliau.
Apakah ada Pemimpin Bangsa Indonesia dimasa yang akan datang yang mau membangun istana di Syurga dan bukan menimbun harta di dunia ini, karena kata Nabi harta adalah bagaikan bangkai yang tidak ada artinya di mahkamah Ilaahi.
Semoga bermanfaat, mahon maaf bila ada kekurangan.
Wassalam
Hamdjah
Lambang keadilan berupa timbangan yang setimbang, ternyata hanyalah menjadi asesoris yang dipajangkan atas nama Tuhan Yang Maha Esa.
Akibat pemahaman keadilan yang tidak sama, maka terjadilah pembenaran terhadap kepincangan kehidupan sosial ekonomi bangsa, ada yang kekayaannya setiap detik bertambah, tapi ada juga penyapu jalan yang harus jatuh sakit dan mati karena kelaparan. Ironis memang, begitulah kenyataan dari isi kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia capai selama puluhan tahun.
Ada sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya adalah : Jikalau anak Adam diberikan kekayaan berupa emas seluas satu gunung maka dia akan meminta gunung emas yang kedua, dan begitu seterusnya jika diberikan dua gunung emas, maka dia akan meminta gunung emas yang ketiga dan seterusnya, dan baru berakhir apabila tanah telah menyumpal mulutnya (mati).
Teladan indah yang telah diberikan oleh Rasulullah dan para sahabatnya adalah koleksi kehidupan kaljasadil wahid yang harus ditiru oleh pemimpin bangsa ini, yaitu malu kepada Allah jika melihat pimpinannya berkecukupan sedangkan rakyatnya menderita, dimana Rasulullah belum bisa tidur apabila masih ada uang ditangan beliau yang belum dibagikan kepada fakir-miskin, dan menurut isteri Nabi yaitu 'Aisyah, bahwa dapur rasulullah kadang-kadang sampai tiga bulan tidak berasap, dan kami hanya makan kurma dan minum susu hasil pemberian para sahabat beliau.
Apakah ada Pemimpin Bangsa Indonesia dimasa yang akan datang yang mau membangun istana di Syurga dan bukan menimbun harta di dunia ini, karena kata Nabi harta adalah bagaikan bangkai yang tidak ada artinya di mahkamah Ilaahi.
Semoga bermanfaat, mahon maaf bila ada kekurangan.
Wassalam
Hamdjah
Selasa, 27 Mei 2008
(11) KEBANGKITAN ISLAM QURUN KEDUA
Dari catatan sejarah dapat kita baca dalam berbagai buku, bahwa setelah Muhammad Rasulullah meninggal dunia, khalifah yang berkuasa diantaranya Khalifah Umar, Khalifah Usman dan Ali terbunuh dengan sangat-sangat mengenaskan, ditusuk, dibacok dan sebagainya.
Rupanya para kaum munafiq itu ingin menghancurkan "Kehidupan Kaljasadilwahid" menjadi kembali seperti hidup mereka sebelum Islam datang, individu atau kelompok. Persaudaraan sesama manusia bagaikan satu tubuh, dimana kalau ada yang sakit, yang lain wajib merasakan sakitnya dan berusaha mengatasi rasa sakit itu bersama-sama dianggap tidak sesuai dengan selera kaum bangsawan pada saat itu.
Teladan Rasulullah bahwa jika menjadi Penguasa atau katakanlah pegawai negeri seperti sekarang ini adalah ladang untuk mengabdikan diri menurut Ajaran Allah dan bukan untuk mencari kekayaan, rupanya tidak lagi memenuhi selera masyarakat Arab pada saat itu. Khalifatullah masih tetap sama namanya, tapi praktek mereka sudah seperti Raja-Raja dari kerajaan Rum. Kekayaan negara melimpah ruah tapi hidup ummat mejadi sengsara.
Inilah potret kehancuran Islam yag sebenarnya, dimana penganutnya merasa masih dalam kehidupan Islam, tapi praktek mereka sudah sama dengan golongan lain yang non Muslim.
Abad demi abad berlalu, muncul mashab-mashab yang mengkleim diri paling benar, maka terjadilah golongan-golongan dalam Islam yang saling bermusuhan atau saling mengkafirkan dengan dalil-dalil mereka sendiri terhadap orang Islam lain yang bersebrangan.
Sabda Nabi : Ummatku akan terbelah menjadi 73 golongan, hanya ada satu golongan nanti yang akan tampil dan yang paling benar. Dengan serta merta semua golongan Islam menyatakan merekalah golongan yang satu itu dan merekalah yang paling benar.
Situasi dunia saat ini sudah sama posisinya seperti situasi abad ke 7, hanya keadaan sekarang lebih parah, semua penyakit sosial di zaman Nabi-nabi terdahulu telah berlaku sekarang ini.
Kebangkitan Islam qurun kedua tidak akan terjadi jika tidak ada manusia yang mau mengorbankan hidupnya dengan mengikuti langkah demi langkah Rasulullah secara prinsip, baik mengenai cara studinya, maupun pengabdian Beliau menurut Perintah Allah.
Untuk itu kita perlu melakukan napak tilas, mengikuti jejak cara studi Rasulullah yang diajarkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan,
Wassalam
Hamdjah
Rupanya para kaum munafiq itu ingin menghancurkan "Kehidupan Kaljasadilwahid" menjadi kembali seperti hidup mereka sebelum Islam datang, individu atau kelompok. Persaudaraan sesama manusia bagaikan satu tubuh, dimana kalau ada yang sakit, yang lain wajib merasakan sakitnya dan berusaha mengatasi rasa sakit itu bersama-sama dianggap tidak sesuai dengan selera kaum bangsawan pada saat itu.
Teladan Rasulullah bahwa jika menjadi Penguasa atau katakanlah pegawai negeri seperti sekarang ini adalah ladang untuk mengabdikan diri menurut Ajaran Allah dan bukan untuk mencari kekayaan, rupanya tidak lagi memenuhi selera masyarakat Arab pada saat itu. Khalifatullah masih tetap sama namanya, tapi praktek mereka sudah seperti Raja-Raja dari kerajaan Rum. Kekayaan negara melimpah ruah tapi hidup ummat mejadi sengsara.
Inilah potret kehancuran Islam yag sebenarnya, dimana penganutnya merasa masih dalam kehidupan Islam, tapi praktek mereka sudah sama dengan golongan lain yang non Muslim.
Abad demi abad berlalu, muncul mashab-mashab yang mengkleim diri paling benar, maka terjadilah golongan-golongan dalam Islam yang saling bermusuhan atau saling mengkafirkan dengan dalil-dalil mereka sendiri terhadap orang Islam lain yang bersebrangan.
Sabda Nabi : Ummatku akan terbelah menjadi 73 golongan, hanya ada satu golongan nanti yang akan tampil dan yang paling benar. Dengan serta merta semua golongan Islam menyatakan merekalah golongan yang satu itu dan merekalah yang paling benar.
Situasi dunia saat ini sudah sama posisinya seperti situasi abad ke 7, hanya keadaan sekarang lebih parah, semua penyakit sosial di zaman Nabi-nabi terdahulu telah berlaku sekarang ini.
Kebangkitan Islam qurun kedua tidak akan terjadi jika tidak ada manusia yang mau mengorbankan hidupnya dengan mengikuti langkah demi langkah Rasulullah secara prinsip, baik mengenai cara studinya, maupun pengabdian Beliau menurut Perintah Allah.
Untuk itu kita perlu melakukan napak tilas, mengikuti jejak cara studi Rasulullah yang diajarkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril.
Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan,
Wassalam
Hamdjah
Langganan:
Postingan (Atom)