Selasa, 27 Mei 2008

(11) KEBANGKITAN ISLAM QURUN KEDUA

Dari catatan sejarah dapat kita baca dalam berbagai buku, bahwa setelah Muhammad Rasulullah meninggal dunia, khalifah yang berkuasa diantaranya Khalifah Umar, Khalifah Usman dan Ali terbunuh dengan sangat-sangat mengenaskan, ditusuk, dibacok dan sebagainya.
Rupanya para kaum munafiq itu ingin menghancurkan "Kehidupan Kaljasadilwahid" menjadi kembali seperti hidup mereka sebelum Islam datang, individu atau kelompok. Persaudaraan sesama manusia bagaikan satu tubuh, dimana kalau ada yang sakit, yang lain wajib merasakan sakitnya dan berusaha mengatasi rasa sakit itu bersama-sama dianggap tidak sesuai dengan selera kaum bangsawan pada saat itu.
Teladan Rasulullah bahwa jika menjadi Penguasa atau katakanlah pegawai negeri seperti sekarang ini adalah ladang untuk mengabdikan diri menurut Ajaran Allah dan bukan untuk mencari kekayaan, rupanya tidak lagi memenuhi selera masyarakat Arab pada saat itu. Khalifatullah masih tetap sama namanya, tapi praktek mereka sudah seperti Raja-Raja dari kerajaan Rum. Kekayaan negara melimpah ruah tapi hidup ummat mejadi sengsara.
Inilah potret kehancuran Islam yag sebenarnya, dimana penganutnya merasa masih dalam kehidupan Islam, tapi praktek mereka sudah sama dengan golongan lain yang non Muslim. 
Abad demi abad berlalu, muncul mashab-mashab yang mengkleim diri paling benar, maka terjadilah golongan-golongan dalam Islam yang saling bermusuhan atau saling mengkafirkan dengan dalil-dalil mereka sendiri terhadap orang Islam lain yang bersebrangan.
Sabda Nabi : Ummatku akan terbelah menjadi 73 golongan, hanya ada satu golongan nanti yang akan tampil dan yang paling benar. Dengan serta merta semua golongan Islam menyatakan merekalah golongan yang satu itu dan merekalah yang paling benar.
Situasi dunia saat ini sudah sama posisinya seperti situasi abad ke 7, hanya keadaan sekarang lebih parah, semua penyakit sosial di zaman Nabi-nabi terdahulu telah berlaku sekarang ini.
Kebangkitan Islam qurun kedua tidak akan terjadi jika tidak ada manusia yang mau mengorbankan hidupnya dengan mengikuti langkah demi langkah Rasulullah secara prinsip, baik mengenai cara studinya, maupun pengabdian Beliau menurut Perintah Allah.
Untuk itu kita perlu melakukan napak tilas, mengikuti jejak cara studi Rasulullah yang diajarkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan,
Wassalam
Hamdjah

Rabu, 21 Mei 2008

(10) LATAR BELAKANG TURUNNYA AL-QUR'AN

Muhammad Rasulullah adalah Penguasa dua qurun, dimana dalam sabdanya beliau mengatakan : "Seindah-indah qurun adalah qurun-ku dan satu qurun lagi menjelang akhir zaman."
Sebelum Rasulullah diangkat dan berdakwah di abad 7, maka situasi dunia pada saat itu sudah berada dalam keadaan ditepi jurang neraka. Dua kekuatan besar saling berhadapan untuk menguasai dan merebut supermasi kekuasaan dunia antara Romawi Barat dengan Parsia Baru.
Romawi Barat memperjuangkan sistem hidup Individualisme yaitu liberalisme dimana setiap orang bebas mengatur dirinya sendiri, bebas melakukan apa saja untuk hidupnya, tetapi harus tunduk kepada kekuasaan tunggal yaitu Kerajaan yang berkuasa pada saat itu. Raja adalah undang-undang.
Apa kata Raja berlaku sebagai Undang-undang. Pandangan tentang sistem hidup Individualisme ini adalah hasil pengamatan manusia terhadap alam jagad raya, dilihatnya bahwa semua benda-benda angkasa beredar sendiri-sendiri, tidak ada tabrakan antara bulan dengan bumi atau matahari, maka disimpulkanlah bahwa hidup harus menurut hukum alam basar (macro atomisme). Namun semua yang bergerak itu harus tunduk pada matahari (sebagai panguasa tertinggi) Falsapah tentang Individualisme ini melahirkan satu sistem sosial, seseorang tidak perduli dengan orang lainnya dalam masyarakat.
Agama adalah hak individu seseorang, tidak perlu ada nasehat dari orang lain, mau shalat kek, mau mabuk kek itu hak saya ....katanya.
Lawan dari Romawi Barat adalah Persia Baru dengan pandangan hidup yang kebalikan dari Macro atomisme yaitu Micro atomisme, yaitu Kolektivisme. Falsafah tentang Kolektivisme ini adalah hasil pengamatan terhadap tubuh manusia (jasadiah), dimana disimpulkan bahwa untuk mengatur sistem hidup yang benar harus mencontoh tubuh manusia. Menurut pengamatan mereka, bahwa sekalipun tubuh manusia itu terdiri dari berbagai organ tubuh seperti tangan, kaki, mata, mulut hidung, kuping dan lain sebagainya, namun dalam kenyataannya semua organ tubuh itu tunduk pada organ yang menentukan yaitu otak sebagai pusat pemerintahan.
Berdasar pengamatan itulah sistem hidup harus ditegakkan, tidak ada demokrasi, semua harus menurut klas yang berkuasa. Agama tidak ada tempat dalam sistem hidup kolektivisme.
Dua kekuatan raksasa itu sudah siap saling menghancurkan, manusia sudah tidak mempunyai pegangan hidup yang pasti, Kitab Taurat dan Injil yang merupakan pegangan agama Yahudi dan Nashrani sudah banyak yang dirubah oleh manusia saat itu. Hukum Allah sudah tidak berlaku lagi karena manusia cenderung memutar balikkan hukum Allah, jika ada yang mencuri dikalangan rakyat jelata hukumnya sangat berat, tapi jika yang mencuri itu adalah kaum bangsawan maka dibebaskan.
Dua kekuasan raksasa itu sudah berhadapan untuk berperang membela kepentingan ekonomi mereka dengan sekutu-sekutunya.
Pada saat itulah Rasulullah dianggkat dan Al-Qur'an diturunkan sebagai obat untuk mengobati peradaban yang sedang sakit. Dan dengan tegas dalam surat Rum Allah berfirman, bahwa yang pertama sekali dalam perang itu Romawi akan kalah, kemudian Romawi akan menang, beberapa tahun kemudian Islam akan menang. Firman Allah itu terbukti dan akhirnya Muhammad Rasululah, seorang anak yatim piatu, dengan Al-Qur'an tampil memukau dunia dengan memenangkan sistem hidup Kaljadilwahid.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan.
Wassalam,
Hamdjah

Rabu, 14 Mei 2008

(9) MISI PERJUANGAN RASULULLAH

Visi kebangkitan Nabi Muhammad adalah "Basyiiran wa Naziiraa" yaitu sesuai dengan firman Allah : "Kami tidak mengutus anda (Muhammad) kecuali untuk mengujudkan satu kegembiraan hidup di Dunia dan di Akhirat nanti serta memberi peringatan kepada manusia akan kehidupan laknatullah yang akan mengujudkan sengsara di Dunia dan azab di akhirat nanti"
Disini Visi Rasulullah bukan dibuat oleh Rasulullah sendiri akan tetapi diajarkan oleh Allah, sehingga sifatnya adalah objektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat subjektif.
Pertanyaan selanjutnya adalah : Apa Misi perjuangan Rasulullah?
Dalam Agama Islam di Indonesia, Misi perjuangan Ummat Islam adalah : Tauhid, Fiqih, Akhlaq dan Tasyauf. Dengan Misi tersebut ummat Islam terus bertahan dalam segala zaman, datang Belanda ke Indonesia, maka Agama Islam mengambil wilayah MORAL, sehingga Penjajah Balanda seenaknya menindas Rakyat Indonesia, Islam hanya sebagai sumber inspirasi.
Begitu juga ketika datang Jepang Islam terus bertahan sampai akhirnya kemerdekaan didapat, Agama Islam semakin jelas ruang lingkupnya yaitu masalah Kepercayaan/Keyakinan semata.
Berbeda dengan Agama Islam di Indonesia, maka Misi perjuangan Rasulullah untuk mengujudkan Dinul Islam secara sempurna telah diajarkan oleh Jibril mencakup 4 aspek kehidupan yaitu :
1. Pembangunan Iman dengan Ajaran Allah menurut Sunnah Rasul-Nya
2. Penataan Islam sebagai satu-satunya organisasi Mukmin/Muslim
3. Menetapkan Ihsan sebagai tujuan hidup Mukmin Muslim
4. Mengatur jalannya kehidupan dengan Sa'ah satu management.

Inilah makna dari pertanyaan Jibril kepada Rasulullah yaitu : Maa huwal Iman? Maa huwal Islam, Maa huwal Ihsan? dan Matas-Sa'ah?
Sudahkah kita bertanya kepada diri kita sendiri apa itu Iman? Apa itu Islam? Apa itu Ihsan? dan Kapan datangnya Sa'ah? dan sudahkah kita memahami jawaban dari Rasulullah dan bukan membuat jawaban sendiri.
Misalnya jika anda bertanya kepada sahabat atau saudara anda : Apa artinya Islam? Dia akan menjawab Islam itu ialah menyerahkan seluruh hidup ini kepada Allah. Jawaban tersebut sekalipun mendekati kebenaran menurut logika tetapi sudah melenceng dari konsep Al-Qur'an menurut Sunnah Rasul-Nya. Jawaban dari Rasullah itulah yang harus menjadi jawaban kita, karena jawaban dari sahabat/saudara anda tersebut hanyalah permainan kata dan tidak mengikat dengan Syahadah, Shalat. Shaum, Zakat, Haj dan sebagainya.
Inilah perbedaan Misi Dinul Islam dengan Misi Agama Islam, perlu pengkajian ulang sehingga Dinul Islam bagaikan Laki-laki Perkasa yang selalu dapat menolong kaum sengsara, sedangkan Agama Islam hanyalah bagaikan Gadis pingitan yang mengahbiskan banyak uang tetapi tidak tepat sasaran.
Untuk abad ke 21 ini, problem yang akan dihadapi oleh ummat manusia ialah, sebentar lagi persediaan minyak bumi akan habis, apa jawaban Islam dalam persoalan ini...? Terima nasib..?
Dunia masih belum kiamat besar, tetapi dunia akan memasuki kiamat peradaban.
Teknologi akan memasuki puncaknya kemudian akan pudar dan terjadi revolusi sosial, mau kemana bangsa Indonesia khususnya ummat Islam?
Jawaban satu-satunya hanyalah Kembali kepada Ajaran Allah Al-Qur'an, suka atau tidak sukanya manusia, semua akan kembali bersimpuh dan mengatakan :Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya, dan bukan basa-basi.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan.
Wassalam,
Hamdjah

Rabu, 07 Mei 2008

(8) VISI KEBANGKITAN MUHAMMAD RASULULLAH

Rasulullah bersabda :"Islam itu awalnya asing bagi manusia, kemudian di akhir zaman nanti Islam akan kembali asing". Apa perbedaan menonjol tentang pengertian Islam sebagai agama dan Islam sebagai Ad-Diin? Ad-Diin itu bukan agama tetapi Tata tertib dalam kehidupan. Didalam Diinul Islam ada tata kehidupan pribadi, tata kehidupan rumah tangga, tata kehidupan bermasyarakat, tata negara, tata hukum pidana/perdata, tata ekonomi, tata politik, tata sosial dalam masyarakat, tata kehidupan Internasional, sehingga lebih luas dari pengertian agama seperti sekarang ini.. Agama hanyalah sebuah kepercayaan, sehingga wilayahnya hanya keyakinan pribadi seseorang. Nabi bersabda : "Saya tidak diutus kemuka bumi kecuali untuk menyempurnakan akhlak manusia". Akhlak dalam bahasa Indonesia diartikan sama dengan "sopan santun" atau "budi pekerti". Padahal kita menemukan padanan kata dalam bahasa Arab, bahwa Akhlaq, Khaliq, Makhluq berasal dari akar kata yang sama, Khaliq itu adalah Pencipta, Mukhluq adalah yang dicipta/ciptaan dan akhlaq itu artinya "wamaa baina humaa" sama dengan kebudayaan/peradaban manusia. Ketika ditanya kepada Isteri Nabi 'Aisyah, bagaimana akhlaq dari Nabi Muhammad, maka dijawab bahwa "Akhlak Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an".
Visi Rasulullah ke dunia ini adalah, : Untuk menyerukan manusia agar mengatur tata-cara hidup dalam berbagai segi kehidupan dengan Al-Qur'an menurut Contoh Rasul-Nya, maka manusia akan selamat, dan sekaligus memberi peringatan akan azab Allah yang siap ditimpakan kepada Bangsa manapun yang angkuh dan tidak mau peduli dengan Ajaran Allah itu yaitu Al-Qur'an.
Sabda Nabi yang terkenal adalah : "Apabila ada yang lapar disamping yang kenyang, maka tidak ada lagi Islam di negeri itu"
Banyak kejadian orang bunuh diri di negeri ini karena kemiskinan, kita bertanya apakah masih ada Islam di negeri ini? Allah berfirman dalam Al-Qur'an : RUBAMAA YAWADDULLAZIINA KAFARUU LAU KANUU MUSLIMIIN" yang artinya adalah : "Kadang-kadang orang Kafir itu merasa kalau mereka itulah orang Islam"?
Kata Nabi Muhammad : "Aku ini ibarat seorang yang mambangun rumah yang belum sempurna oleh Nabi-nabi sebelumku, maka aku ibarat sebuah batu bata terakhir untuk menyempurnakan bangunan itu".
Konsepsi Islam sudah sempurna, yang mau hidup dengan Islam adalah kita Ummat Islam ini, kapan Kita punya Khalifatullah yang akan memimpin ummat mencapai kemenangan hidup di Dunia ini dan di Akhirat nanti.
Kita perlu koreksi diri, bahwa untuk majadi orang Islam (Muslim) tidak cukup hanya dengan KTP semata, tapi harus peduli dengan masyarakat manusia dimanapun ia berada.
Untuk itu kita harus selalu belajar tentang Al-Qur'an dan Sunnah serta semua Ilmu pengetahuan yang ada agar kita bisa membuat perbandingan yang objektif, benarkah kata Alah bahwa Al-Qur'an mempunyai nilai lebih dari semua Ilmu Pengatahuan yang ada di muka bumi ini.

Semoga bermanfaat, mohon maaf bila ada kekurangan,
Wassalam,
Hamdjah

(Jika anda ingin memberi komentar, baik terhadap materi wawasan-wawasanku maupun comentar atas comentar yang telah ada, dipersilahkan...asal sopan dan punya makna dan tidak asal, karena setiap niat, ucapan maupun perbuatan  akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah nanti)